9.8.10

Disiplin Tanpa Ancaman

karena dilatarbelakangi oleh pengalaman masa kecil yg ga mengalami parenting yg tepat. hanya parenting yg diketahui oleh ortu. jd saya sangat suka psikologi, kenapa saya ga masuk psikologi ya? hihi krn saya paling ga bisa menghapal. tp kalo terapannya saya sangat suka. kayak psikologi anak itu seperti apa. anak itu pengen dimengerti oleh orang dewasa. anak-anak itu pengen orang dewasa itu tahu they're just Kid not adult.. not yet mom dad, I'm just a Kid kata anak-anak. tp si orang dewasa tahunya anak-anak ini tau dan memahami perkataan mereka. bahkan kadang orang dewasa lupa kalo anak-anak punya imajinasi kayak yg dibilang si barney..

setelah ngalor ngidul kelaparan akhirnya saya hanya ingin sharing artikel supaya kita jd orang tua yg lebih baik dari ortu2 kita dulu...

sumber : http://beingmom.org

Kebanyakan orang tua menggunakan ancaman untuk mengontrol perilaku anak, terutama saat kondisi tidak menguntungkan (misalnya saat lelah, banyak pekerjaan, atau terburu-buru). Hal ini tidak saja membuat anak kehilangan harga dirinya, tetapi juga menimbulkan ketakutan pada diri anak dan menyebabkan ia memberontak melawan anda.

Berikut ini adalah cara-cara yang dapat anda gunakan untuk menghindarkan anda dari keharusan mengeluarkan ancaman :

1. Anda ingin si kecil : Pergi ke ranjangnya dan tetap berada di sana
Daripada : “Jika kamu pergi dari ranjangmu sekali lagi, Mama akan marah
Katakan : “Setelah Mama mengantarmu ke ranjang, Mama ingin kamu tetap diam disana
Alasan : Perilaku yang diharapkan dinyatakan dengan jelas dan tanpa emosi

2. Anda ingin si kecil : Menghabiskan makan malamnya
Daripada : “Kamu harus tetap duduk di meja makan sampai kamu menghabiskan makananmu
Katakan : “Sebentar lagi waktunya tidur lho… Tidak ada waktu lagi untuk makan cemilan
Alasan : Membiarkannya mengambil keputusan

3. Anda ingin si kecil : Menggosok gigi
Daripada : “Tidak ada cerita sebelum tidur jika kamu tidak mau menggosok gigi”
Katakan : “Sekarang waktunya tidur. Apa yang ingin kamu lakukan lebih dulu ?
Alasan : Memberitahunya saat ini adalah waktu untuk melakukan ritual sebelum tidur tanpa menghukum

4. Anda ingin si kecil : Berperilaku baik di toserba
Daripada : “Berhenti berlari-lari sekarang juga, atau kamu tidak boleh menonton TV
Katakan : “Bisa tolong Mama mencari sereal kesukaanmu ?”
Alasan : Mengalihkan perilaku negatif dan menawarkan alternatif perilaku positif

5. Anda ingin si kecil : Meminta tanpa merengek
Daripada : “Jika kamu merengek sekali lagi, Mama akan ambil mainanmu
Katakan : “Mama mau mendengarkanmu, tapi kamu harus mengucapkannya dengan jelas agar Mama mengerti
Alasan : Memberitahunya bahwa anda mau mendengarkan permintaannya, tapi tidak menyukai caranya meminta

6. Anda ingin si kecil : Merapikan mainannya
Daripada : “Kamu tidak akan mendapat makan malam sebelum kamu membereskan mainanmu”
Katakan : “Ayo ambil mainanmu dan letakkan di kotaknya. Kamu mau melakukannya sebelum atau sesudah makan ?
Alasan : Anda menyatakan harapan anda dengan jelas, dan memberikan si kecil pilihan

7. Anda ingin si kecil : Berhenti mengadu
Daripada : “Mama tidak akan mendengarkan ocehanmu
Katakan : “Sepertinya kamu kesal dengan kakakmu. Kamu perlu memberitahunya kenapa kamu kesal padanya
Alasan : Membantu si kecil mengerti bahwa mereka perlu menyelesaikan masalah mereka sendiri

8. Anda ingin si kecil : Bersikap tenang dalam mobil
Daripada : “Jika kamu berteriak sekalli lagi, kita akan pulang saja
Katakan : “Mama jadi sulit untuk menyetir. Kita harus berhenti sampai kamu bisa tenang
Alasan : Memberitahunya akibat, batasan dan konsekuensi dari perilakunya

Sumber : diterjemahkan secara bebas dari www.babycenter.com